Mengapa Warren Buffet Tak Mau Beli Saham Alibaba?


Alibaba Group hari ini, 20 September 22014, menggemparkan Wall Street dengan lonjakan saham perdananya hingga 38%. Perusahaan e-commerce asal Tiongkok ini meraup dana US$ 25 miliar (Rp 275 triliun) lewat Initial Public Offering (IPO).

Sahamnya pun sangat aktif diperdagangkan, mengalahkan jumlah saham yang diperdagangkan Twitter di hari pertamanya. Cukup banyak investor yang mengincar saham Alibaba.

Tapi ternyata ada juga investor yang tak mau beli saham perusahaan asal Tiongkok ini, yaitu Warren Buffet, orang terkaya ketiga di dunia sekaligus investor kakap di dunia investasi.

Seperti dikutip dari Forbes, berikut ini lima alasan Buffet tak berminat beli saham Alibaba:

1. Kurang Menarik Secara Global
Alibaba mungkin menarik di negara asalnya, dengan konsumen yang banyak tapi hanya di Tiongkok saja, bukan di dunia. Dana IPO bisa saja digunakan untuk ekspansi, tapi apakah pasar dunia mau menerima Alibaba? Terutama di negara-negara yang sudah terbiasa menggunakan eBay dan Amazon.

2. Model Bisnisnya Mudah Ditiru Orang
Model bisnis Alibaba mungkin sulit ditiru perusahaan Tiongkok, karena kesuksesannya selama ini dibantu oleh pemerintah setempat (terutama soal larangan beberapa situs internet negara barat).

Tanpa bantuan itu Alibaba mungkin hanya satu dari banyak situs jual-beli di dunia. Jenis situs yang paling mudah ditiru oleh banyak perusahaan

3. Punya Pelanggan Setia, tapi untuk Berapa Lama? Tren belanja masyarakat sudah bergeser dari konvensional ke dunia maya. Salah satunya lewat situs jual beli online Alibaba. Tapi apakah masyarakat bisa setia ke satu situs saja?

Tingkat penjualan situs belanja online memang meningkat, tapi jumlah situs penyedia juga bertambah banyak tiap tahun.

4. Perkembangan Teknologi Jadi Tantangan Alibaba bisa sukses karena menjadi pemain awal di dunia jual-beli online. Seiring perkembangan teknologi, Alibaba harus lebih kreatif lagi dalam berjualan.

Tak lama lagi teknologi beli barang lewat PC akan pindah ke ponsel atau tablet, setelah itu mungkin ada teknologi baru yang lebih canggih. Inovasi harus terus berjalan, dan itu ada biayanya.

5. Keuntungan yang Tinggi Jadi Kesempatan Pesaing Alibaba punya marjin keuntungan yang cukup tinggi, yaitu sekitar 57%. Omsetnya triwulan lalu US$ 2,5 miliar dengan laba US$ 2 miliar.

Keuntungan yang terlalu tinggi ini bisa menjadi kesempatan pesaingnya menjual barang dengan lebih murah. Marjin pesaing bisa dikurangi demi jaring pelanggan baru.

Jadi akankah insting Buffet masih ok? Kita liat beberapa tahun mendatang.


by Angga Aliya - http://finance.detik.com/