Indeks harga saham
mempunyai tiga manfaat utama. Yaitu: sebagai penanda arah pasar, pengukur
tingkat keuntungan, dan tolok ukur kinerja portofolio.
1.
Penanda Arah Pasar
Boleh dibilang,
Indeks merupakan nilai representatif atas rata-rata dari sekelompok saham.
Karena menggunakan harga hampir semua saham di BEJ dalam perhitungannya, IHSG
menjadi indikator kinerja bursa saham paling utama. Gampangnya, jika ingin
melihat kondisi bursa saham saat ini, kita tinggal melihat pergerakan angka
IHSG.
Jika IHSG cenderung
meningkat seperti yang terjadi akhir-akhir ini, artinya harga-harga saham di
BEI sedang meningkat. Sebaliknya, jika IHSG cenderung turun, artinya
harga-harga saham di BEI sedang merosot. Sekedar catatan, persentase kenaikan
atau penurunan IHSG akan berbeda dibanding dengan kenaikan atau penurunan harga
masing-masing saham. Kadang ada kalanya peningkatan atau penurunan harga saham
melebihi atau bahkan berlawanan dengan pergerakan angka IHSG.
2.
Pengukur Tingkat Keuntungan
Misalnya kita dapat
menghitung secara rata-rata berapa keuntungan berinvestasi di pasar saham.
Sekarang di tahun 2013, IHSG bernilai 4400. Lima tahun lalu IHSG bernilai 1400.
Kita dapat menghitung secara sederhana berinvestasi selama 5 tahun dari tahun
2008-2013 menghasilkan keuntungan (4400-1400)/1400*100% = 214%. Secara
rata-rata per tahun keuntungan berinvestasi di pasar saham adalah 214%. Berarti
per tahun 42,8%. Angka tersebut belum termasuk keuntungan dari dividen.
Tahun
|
IHSG
|
2008
|
1400
|
2013
|
4400
|
Keuntungan
|
214%
|
3. Tolok
ukur kinerja portofolio
Bila Anda memiliki
reksadana atau portofolio saham, Anda bisa membandingkan kinerjanya dengan
IHSG. Misalnya dalam 5 tahun terakhir IHSG naik sebanyak 214%. Kalau reksadana
atau portofolio Anda kinerjanya di bawah angka tersebut, sebaiknya Anda perlu
berganti strategi.
Sumber : www.juruscuan.com