Berinvestasi di pasar saham
memang berisiko tinggi. Hal itu sesuai dengan imbal hasil atau keuntungan yang
juga tinggi. Namun, risiko yang tinggi bisa diatasi dengan beberapa cara, di antaranya
memperpanjang masa tenor investasi saham.
Demikian dikatakan Chief
Executive Officer Eastspring Investment Indonesia Ricky Frindos saat acara
Seminar Soal Persiapan Pensiun di Hotel Sangri-La, Jakarta, Rabu (16/4/2014).
"Berinvestasi di saham
risiko bisa diatasi dengan panjangkan masa atau tenornya. Investasi saham bisa
menghasilkan keuntungan lebih baik dari instrumen jenis lain," kata dia.
Ricky menjelaskan, fluktuasi
di pasar saham yang cukup tinggi memang tidak bisa dihindari. Risiko pun harus
siap dihadapi oleh investor yang memilih instrumen investasi jenis ini. Namun,
jika dilihat secara historisnya, imbal hasil investasi di pasar saham selalu
meningkat mengikuti kenaikan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang juga terus
naik.
Merujuk IHSG, maka
saham-saham dari perusahaan-perusahaan yang punya kapitalisasi tinggi dan
kinerja yang baik juga patut dilirik untuk koleksi investasi.
"Ini jangka panjang
misalnya saham Astra, bank, jalan tol, beli saham itu sama juga beli bisnis.
Kalau pertumbuhan ekonomi akan tinggi, kinerja IHSG baik, maka bisnis kinerja
perusahan juga naik. Waktu 2007 saham turun sekali tapi sekarang kan sudah naik
tinggi. Bisa dilihat pergerakannya dari tahun ke tahun," terang dia.
Untuk itu, jangan pernah
takut untuk berinvestasi. Yang pasti perlu diingat bahwa tidak ada jenis
investasi apa pun yang tidak dibarengi dengan risiko kerugian.
"Jangan takut
berinvestasi. Misalkan saham ada fluktuasi, itu kan untuk dimantain jangka
panjang. Sebenarnya konservatif itu justru merugikan karena tidak banyak
pilihan. Tujuan jangka panjang arahkan ke saham, kalau jangka pendek jangan.
Cara mengatasi fluktuasi panjangin masa investasinya, tunggu naik lagi,"
jelas Ricky.
http://finance.detik.com