Nama Wall Street
bagi sebagian orang mungkin terdengar asing. Namun, dalam dunia perekonomian,
khususnya di Amerika, Wall Street ibarat ‘nyawa’ bagi perekonomian di Amerika
Serikat dan dunia. Kita sering mendengar apa yang terjadi di Wall Street dapat
mempengaruhi kehidupan banyak orang di seluruh dunia. Apakah yang sebenarnya
dimaksud dengan “Wall Street”,dan bagaimana itu dapat mempengaruhi jutaan
orang? Wall Street secara harafiah berarti jalan di bagian bawah New York.
Di atasnya, atau di dekatnya berkumpul institusi keuangan utama di Amerika
Serikat. Jadi, dengan kata lain, menjadi semacam pusat keuangan di dunia.
Keputusan yang dibuat di sini, dan aktivitas yang dilakukan di sini
mempengaruhi ekonomi Amerika dan juga menyentuh kehidupan banyak orang.
Wall Street harus
berterima kasih pada Peter Stuvyesant untuk namanya, yang pada tahun 1652
menjabat sebagai gubernur kedudukan Belanda kecil di New Amsterdam,
memerintahkan untuk membangun dinding untuk melindungi diri dari serangan
Inggris. Setelah Perang Revolusi di Amerika, kantor pemerintahan kota, kantor
pemerintahan negara bagian New York dan, dantor pemerintahan Amerika Serikat
berkedudukan di sana. Presiden George Washington diinagurasi di sana pada
tahun 1789, dan Kongres Amerika Serikat pertama kali bertemu di sana.
Sekarang, “Wall
Street” terdapat kantor-kantor pusat
perbankan, dan lembaga industri besar. Di tempat ini juga terdapat Bursa Saham
New York, yang mungkin adalah institusi terpenting di Wall Street. Saham
dari sekitar 1.500 perusahaan membuat banyak surat berharga yang diperjual
belikan di Bursa Saham New York.
Di Wall Street ada
banyak indikator saham yang seringkali menjadi acuan pelaku pasar dunia. Selain
indeks NYSE sendiri, di sana ada indeks yang sangat terkenal di dunia yakni
indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) yang terdiri dari 30 saham papan
atas. Tidak ada yang ragu dengan kredibilitas indeks DJIA.
Ia selalu menjadi
motor ataupun panutan bagi investor. Jika indeks DJIA terkoreksi maka
biasanya saham-saham lain di NYSE dan bursa dunia juga ikut merosot. Tak
terkecuali Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Begitupun jika indeks DJIA naik signifikan, maka indeks-indeks bursa regional
juga akan terbawa-bawa naik. Selain DJIA, juga masih ada indeks S&P 500,
berisi 500 jenis saham yang tercatat di NYSE.