Apakah berinvestasi
pada saham yang memberikan dividen merupakan ide yang bagus? Dividen adalah
pembagian laba kepada pemegang saham berdasarkan banyaknya saham yang dimiliki.
Hal itu banyak dilontarkan ketika seseorang berencana untuk melakukan investasi
di pasar saham.
Kepala Investasi di
Redmount Capital Partners, Vincent Catalano menyebutkan, melakukan investasi
pada emiten yang memberikan dividen merupakan hal yang baik. Namun ada beberapa
catatan yang harus diperhatikan investor.
Memiliki saham
perusahaan yang mengembalikan sebagian pendapatannya kepada investor dalam
bentuk dividen bisa menjadi investasi yang baik untuk jangka panjang. Dividen
juga memberikan rasa aman bagi investor.
"Jika Anda
berpikir pasar sedang baik, Anda ingin mencari yang lebih aman. Saham yang
berkualitas tinggi yang memberikan dividen, terutama jika Anda lebih
konservatif dan peduli dengan kesinambungan modal," kata Catalano seperti
dilansir CNN, beberapa waktu lalu.
Banyak emiten yang
memberikan opsi kepada investor untuk kembali membeli saham melalui skema
dividend reinvestment plan (DRIP). Investor yang mendaftar untuk DRIP secara
otomatis mendapatkan saham sebagai bentuk pembayaran dividen mereka.
Jangan hanya fokus pada imbal hasil
Jika Anda berinvestasi
saham untuk mendapatkan dividen, Anda perlu mencermati hal ini. Jangan hanya fokus pada tingginya imbal hasil
dividen. Karena dividen yang diterima inevstor adalah jumlah dividen total yang
dibayarkan perusahaan dibagi harga saham.
Menurut dia, investor
sering tertarik pada saham dengan imbal hasil dividen yang lebih tinggi
daripada suku bunga acuan seperti US Treasury 10-Tahun, yang sekarang mencapai
2,5 persen.
Perusahaan yang
membayarkan dividen besar bisa karena memang memiliki pertumbuhan yang baik.
Tetapi bisa juga nilai dividen yang dibagikan besar karena harga sahamnya
menyusut. ini perusahaan yang harus Anda hindari.
Sejalan dengan itu,
Vincent mengatakan, investor mungkin harus menghindari pembayar dividen di
industri yang sangat kompetitif. Perusahaan-perusahaan semacam itu bahkan
mungkin perlu memotong dividen mereka ketika masa-masa sulit.
"Hanya karena
hasilnya menarik, itu tidak cukup. Ada perusahaan yang trennya sedang turun
karena tidak dapat tumbuh dan justru memberikan dividen yang lebih tinggi.
Jenis-jenis perusahaan itu mungkin dinosaurus pada era saat ini," kata
dia.
"Anda ingin
pertumbuhan dividen ditambah pertumbuhan pendapatan," lanjutnya.
Itu sebabnya beberapa
perusahaan teknologi raksasa yang sudah matang sekarang berada di antara saham
yang membayar dividen paling menarik.
Namun hal itu tidak
berlaku bagi perusahaan teknologi yang baru-baru, seperti Facebook, Amazon,
Netflix, hingga Google pemilik Alphabet (GOOGL). Perusahan ini masih dalam
pertumbuhan yang sangat tinggi dan banyak membelanjakan laba mereka untuk
melakukan akuisisi dan riset.
Untuk perusahaan
tekonologi semacam ini, membayar dividen justru bisa menjadi sinyal yang jelek.
Dividen plus pertumbuhan pendapatan adalah resep sukses
Sementara perusahaan
teknologi yang sudah matang seperti Apple (AAPL), Microsoft (MSFT), IBM (IBM),
Cisco (CSCO), dan Oracle (ORCL) semuanya memberikan dividen yang terus
meningkat selama beberapa tahun terakhir.
Kepala Strategi Pasar
Prudential Financial, Quincy Krosby, mengatakan perusahaan-perusahaan tersebut
bisa dikatakan tidak mempunyai beban seberat perusahaan teknologi baru bila
mereka memberikan dividen.
Pasar mengakui bahwa
mereka memiliki begitu banyak uang tunai sehingga mereka dapat menggunakannya
sebagian untuk dividen dan juga memiliki banyak sisa untuk investasi dan
pembelian kembali saham.
"Kuncinya adalah
memastikan perusahaan memiliki arus kas yang kuat. Kami mencari perusahaan yang
dikelola dengan baik. Fokus pada kualitas dan bukan hanya meraih hasil yang
lebih tinggi," kata Quincy.
Sumber : Kompas.com